Jalan Menuju Insan Cendekia
“Nak nanti SMA mau lanjut kemana?”. Ujar Ibuku di berbagai kesempatan,tanpa ditanya pun tentu pertanyaan itu sudah terlintas di kepala.”Mau SMA ke mana?”,hal itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah saat kita menginjak kelas 9 akhir,begitu pula aku. Jujur saja aku beruntung dilahirkan di keluarga yang berkecukupan dan benar-benar perduli kepada sesama. Orang tua yang selalu mendukung kedua puteranya dan terkadang bandel dan sering bertengkar.Dan tidak lupa seorang kakak yang baik dan terus berusaha menjadi lebih baik setiap detiknya. Dengan komposisi seperti itu bagaimana mungkin aku tidak bersyukur?. Oh ya namaku Azza Mumtaza,lahir di Lamongan tanggal 29 Mei 2004. 15 tahun masa hidup telah kutempuh di Desa Mojorejo Dusun Modo Kabupaten Lamongan, yang konon menurut para tetua desa.Gajah Mada pernah menginjakan kaki dan tinggal di sini. Disinilah tempat Sang Maha Patih mengembala hewan ternaknya saat kecil. Di desa,kami mengenal tempat-tempat yang berhubungan dengan kisah Gajah Mada tersebut. Seperti petilasan gajah mada,dan ada pula yang berhubungan dengan tempat mengembalanya Gajah Mada,kami menyebutnya Stinggil,yang berasal dari kata siti yang artinya tanah dan inggil yang artinya tinggi. Di tempat itulah konon gajah mada mengawasi hewan ternak yang digembalanya. Terlepas dari benar tidaknya sejarah itu yang pasti desa itu telah jadi bagian hidupku. “Mau lanjut SMA ke mana?”, itulah sebuah pertanyaan yang menjadi permulaan perjalanan di MAN Insan Cendekia Serpong.
Saat itu aku bersekolah di MTsN 1 Lamongan,yang berada di Kecamatan Babat 20 KM dari rumahku. Setiap hari naik angkutan umum,berangkat jam 05.30 pulang jam 17.00 sudah merupakan hal biasa. Baiklah mari kita kembali ke pertanyaan yang membuatku bingung selama berbulan-bulan.
Saat itu aku bersekolah di MTsN 1 Lamongan,yang berada di Kecamatan Babat 20 KM dari rumahku. Setiap hari naik angkutan umum,berangkat jam 05.30 pulang jam 17.00 sudah merupakan hal biasa. Baiklah mari kita kembali ke pertanyaan yang membuatku bingung selama berbulan-bulan.
✶✶✶
Selama kelas 9 itu konsultasi dengan BK tentang sekolah meningkat dengan drastisnya. Ditambah Bu Erma,wali kelas 9 A yang secara bertahap mengundang kakak-kakak kelas untuk memberikan penjelasan tentang sekolahnya masing masing. Mulai dari MBI AU,MAN 1 Malang,MAN 1 Lamongan SMA 1 Tuban ,sampai MAN IC Serpong . Pada awalnya tentu aku tidak tertarik,karena jelas aku bukan tipe individu yang rajin belajar. Bahkan bisa dibilang aku hampir tak pernah belajar di rumah,dengan pertimbangan seperti itu maka jelas aku bukan orang yang akan berminat masuk sekolah ini. Tetapi pendangan bahwa di ic hanya belajar terus dan membuat stress mulai luntur saat kedatangan Kak Gilang,Kak Ainur,dan Kak Putri sebagai perwakilan dari MAN IC Serpong yang diundang oleh Bu Erma. Buktinya mereka masih biasa aja tuh,masih normal saat datang ke sekolah lama mereka ini. Ya dari perubahan pandangan itulah secercah rasa tertarik mulai muncul,terlebih saat mereka membicarakan tentang angkatan yang sudah seperti keluarga,hal itu tentu membuat seseorang tertarik. Tetapi itu hanya menumbuhkan sedikit ketertarikan saja.
Selama kelas 9 itu konsultasi dengan BK tentang sekolah meningkat dengan drastisnya. Ditambah Bu Erma,wali kelas 9 A yang secara bertahap mengundang kakak-kakak kelas untuk memberikan penjelasan tentang sekolahnya masing masing. Mulai dari MBI AU,MAN 1 Malang,MAN 1 Lamongan SMA 1 Tuban ,sampai MAN IC Serpong . Pada awalnya tentu aku tidak tertarik,karena jelas aku bukan tipe individu yang rajin belajar. Bahkan bisa dibilang aku hampir tak pernah belajar di rumah,dengan pertimbangan seperti itu maka jelas aku bukan orang yang akan berminat masuk sekolah ini. Tetapi pendangan bahwa di ic hanya belajar terus dan membuat stress mulai luntur saat kedatangan Kak Gilang,Kak Ainur,dan Kak Putri sebagai perwakilan dari MAN IC Serpong yang diundang oleh Bu Erma. Buktinya mereka masih biasa aja tuh,masih normal saat datang ke sekolah lama mereka ini. Ya dari perubahan pandangan itulah secercah rasa tertarik mulai muncul,terlebih saat mereka membicarakan tentang angkatan yang sudah seperti keluarga,hal itu tentu membuat seseorang tertarik. Tetapi itu hanya menumbuhkan sedikit ketertarikan saja.
Tetap saja itu belum cukup untuk membuatku memilih MAN IC, pilihan pertamaku sebenarnya jatuh pada MAN 2 Kota Malang,tetapi berhubung aku telat daftar, pilihan pertama tidak bisa dicapai. Pilihan kedua jatuh di MAN 1 Lamongan, maka berangkatlah aku tes kesana 40 km dari rumah. Dan Alhamdulillah aku diterima di sana. Tetapi setelah berfikir lagi,lagi dan lagi aku belum menemukan keyakinan di MAN 1 Lamongan. Maka saat pendaftaran MAN IC aku ikut daftar,niat awal sebenarnya hanya karena ikut teman-teman. Toh kalau tidak diterima aku sudah punya MAN 1 Lamongan. Yah tentu orang tua ragu untuk membiarkan anaknya merantau 759,4 km. Tetapi tentu mereka memilih mendukung langkah kaki puteranya. Dan dimulailah tahap seleksi berkas. Kami ber 30 (10 MAN IC Serpong,20 lainya MAN IC Pasuruan) mengerjakannya setiap pulang sekolah sampai jam 16.30. Dan dari 30 orang tersebut rupanya ada yang mengundurkan diri karena telah diterima di MBI AU dan MAN 1 Malang. Aku lupa jumlah pastinya. Tetapi semoga mereka baik baik saja di sana.
Hal yang sangat membantu di sekolahku adalah peng spesialan siswa yang daftar di MAN IC. Dimana setiap harinya selama 2 minggu setelah penyerahan berkas diadakan jam tambahan khusus bagi yang daftar di IC. Tentu itu sangat membantu. Lalu hal spesial lainnya adalah tentang transportasi dimana tak seperti biasanya sekolah kali ini menyediakan sarana transportasi untuk menuju ke lokasi daftar yaitu MAN 1 Jombang. Dan perjalanan pun dimulai saat jam menunjukan jam 05.30 pagi. Aku menikmati perjalanan itu. Semilir angin meniup muka yang ada tepat di samping jendela. Hamparan sawah dan pohon pohon terlihat. Semakin jauh pemandangan mulai berubah. Sekarang di depan mata terlihat rumah rumah penduduk yang semakin padat seiring perjalanan. Maka sampailah kami ke MAN 1 Jombang,keadaan disana tak jauh dari MTS ku yang didominasi bangunan bangunan lama keluaran 70 an. Sesampai di sana kami langsung sarapan,aku tidak ikut makan karena semenjak subuh telah sarapan. Dan aku jelas tahu ibuku bangun pagi pagi untuk membuat itu. Baiklah tes ini pun dimulai. 5 jam lamanya kami harus berada di depan layar laptop. Pikiranku sedikit kacau karena grogi. Apalagi bagian Bahasa arab yang jujur saja saat itu sama sekali tidak ku baca. Yah walaupun lulusan MTs bisa dibilang Bahasa Arabku sangat jelek. Nilai uh hampir tidak pernah di atas KKM. “Ok fokus ke yang lain saja kalau Bahasa Arab nggak bisa” pikiranku menyuruh untuk segera fokus.
Akhirnya setelah tes yang cukup melelahkan itu kami kembali ke Lamongan. Namun sebelum itu kami mampir ke alun alun jombang untuk makan sekaligus mencoba melupakan soal soal yang tadi muncul saat tes. Maka aku pun tiba dirumah,begitu juga teman-Teman yang lain.bebetapa hari berlalu begitu saja. Tak terasa pengumuman tes telah tiba tepat jam 12 malam. Aku langsung membuka handphone dan membuka link pengumuman. Dan hasilnya?.
Alhamdulillah saat ini aku telah berada di sini di dalam MAN IC Serpong. Tepatnya di sebuah tempat bernama CSA (Central Student Activity) sambil menatap layar laptop yang penuh dengan ketikan. Huruf demi huruf merangkai sebuah perjalanan. Maka biarlah masa depan berlanjut dan membawa diriku. Perjalanan ini pun masih jauh dari selesai. Sungguh Ini hanyalah sepenggal kisah biasa dalam menuju Insan Cendekia. Kisah setiap individu sejatinya berbeda,dan masih banyak kisah luar biasa lainnya di luar sana. Maka carilah kisah itu dan dan mulailah sebuah lembaran kisah baru.
Sekian dari saya terima kasih. Serpong 11 september 2019
Wassalamualaikum. Azza Mumtaza (angkatan 25)
Komentar
Posting Komentar