Langsung ke konten utama

Dinasti Mamluk yang didirikan Oleh Para Budak


Dinasti Mamluk, Dinasti yang Didirikan Oleh Para Budak


Pada abad ke-13 Masehi, saat Islam mengalami perpecahan politik muncul sebuah dinasti Islam baru di Mesir, mereka adalah dinasti Mamluk.. Sebuah dinasti yang didirkan oleh kaum budak Turki. Dinasti Mamluk berdiri pada masa menjelang kejatuhan dinasti Abbasiyah di Baghdad. Dinasti ini termasuk dinasti penting pada masa transisi. Mesir dapat bertahan dari serangan Mongol saat dikuasai oleh dinasti ini. Dinasti Mamluk juga sangat berjasa terhadap perkembangan islam. Walaupun kekuasaannya tidak seluas Abbasiyah, hanya meliputi  wilayah Mesir, Syam(Suriah), dan Hijaz, namun tidak menghalangi dinasti Mamluk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, kesenian, arsitektur, dan lain sebagainya.
Mamluk sendiri memiliki arti budak. Dinasti Mamluk memang didirikan oleh bekas budak dari kekuasaan dinasti Ayyubiyah. Mereka adalah budak-budak Turki yang awalnya merupakan para tawanan penguasa Ayyubiyah, dijadikan budak, kemudian diberi pendidikan militer dan agama, lalu selanjutnya dijadikan sebagai tentara kerajaan. Pada masa Sultan Malik As-Saleh, para tentara mamluk diberi perhatian yang lebih dan mendapat hak-hak istimewa. Tentara Mamluk memang berasal dari kelas terendah, tapi mereka dapat berkembang pesat hingga memiliki kedudukan yang penting di dunia politik dan juga kekuasaan. Semakin lama, Mamluk menjadi kekuatan militer yang begitu berpengaruh, hingga mampu mendirikan sebuah pemerintahan.
            Berdirinya dinasti ini berawal dari kekisruhan politik setelah meninggalnya penguasa terakhir dinasti Ayyubiyah, Sultan Malik As-Saleh pada tahun 1249 M. sepeninggal sang Sultan, ia digantikan oleh anaknya Turansyah. Ia adalah anak dari istri sultan Malik As-Saleh yang berasal dari kalangan Kurdi. Hal ini membawa efek buruk kepada para Mamluk, karena Turansyah lebih berpihak kepada tentara-tentara dari suku Kurdi. Oleh karena itu, orang-orang Mamluk dan tokoh-tokohnya yaitu Aybek dan Baybars bekerja sama dengan Syajarah Ad-Durr, selir sultan Malik As-Shaleh yang merupakan keturunan Mamluk dan berusaha mengambil kendali pemerintahan dari Turansyah.
Pada akhirnya Turansyah pun terbunuh dan kekuasaan ada di tangan Syajarah Ad-Durr. Ia menjadi Sultanah muslim pertama, Namun kekuasaanya sangat ditentang oleh pihak kekhalifahan Abbasiyah. Sehingga ia hanya berkuasa sekitar 80 hari. Lalu kekuasaan digantikan oleh Aybek, suami baru Syajarah Ad-Durr. Namun karena Aybek menginginkan kekuasaan sepenuhnya ada di tangannya, iapun membunuh Syajarah Ad-Durr. Ia juga membunuh keturunan Ayyubiyah yang masih tersisa, Musa al Asyfar, yang harusnya menjadi sultan di dinasti Ayyubiyah. Dengan terbunuhnya al- Asyraf, maka kerajaan Ayyubiyah runtuh, dan menjadi awal berdirinya kerajaan Mamluk di Mesir.
Pada masa kekuasaan dinasti Mamluk, sempat terjadi perpecahan politik yang mengakibatkan dinasti ini terpecah menjadi dua yaitu Mamluk Bahri dari tahun 1250-1389 M dan Mamluk Burji tahun 1389-1517 M. Pemerintahan Mamluk Bahri diawali oleh Sultan Malik As-Shaleh, yang merekrut budak-budak yang kebanyakan berasal dari Turki dan Mongol untuk kemudian dijadikan tentara. Mereka ditempatkan di kepulauan Raudhah di bantaran sungai Nil.
Pada masa Mamluk Bahri, terjadi peristiwa yang penting, yaitu perang ‘Ain Jalut, perang antara pasukan Mamluk, dengan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Kitbugha di dekat Palestina pada tanggal 13 September 1259 M. Pasukan muslim berhasil menang dan mengusir orang-orang Mongol dari Syam.
Sedangkan para Mamluk Burji didatangkan oleh Sultan Qalawun dari Syarakisyah, berdekatan dengan Laut Hitam. Kebanyakan dari mereka berasal dari Kaukasus. Mereka dinamakan Burji, karena sultan menempatkan mereka di benteng-benteng berbentuk menara (Burj).Sultan pertama Mamluk Burji adalah Sultan Barquq. Pada masa kerajaan ini, tepatnya tahun 1426 M, pasukan Mamluk berhasil mengalahkan pasukan salib dan mengusir mereka dari kepulauan Siprus.
 Akhir dari keseluruhan dinasti Mamluk di Mesir dan sekitarnya adalah saat Mamluk Burji berkuasa. Kebanyakan dari para sultan, mempunyai perilaku yang buruk, tidak mengetahui bahasa arab. Bahkan diantara mereka ada yang tidak bisa baca tulis.Keruntuhan kerajaan ini selain faktor para sultan yang lemah, juga karena adanya serangan dari Turki Utsmani yang dipimpin oleh sultan Salim, yang mengakibatkan terbunuhnya sultan terakhir dinasti Mamluk, al-Asyfar Tuman Bay. Setelah itu, perlahan wilayah kekuasaan Mamluk menyerah kepada Utsmani dan kekuasaan Mamluk pun menjadi milik dinasti Turki Utsmani.
Begitulah sebuah dinasti yang didirikan para budak Mamluk tumbuh hingga bisa mengambil alih kekuasaan. Lalu mengembangkan peradaban dan pada akhirnya runtuh menyisakan peninggalan dan sepenggal peradaban.

Sumber:
Penulis: Azza Mumtaza



           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Aku Menunggu Azza Mumtaza X IPS 1   Aku menunggu. Langkah-langkah berderap. Menanti dengan harap.   Aku menunggu. Samar kabut  hitam. Berkutat jalan malam.   Aku menunggu. Wahai buana. Sudilah menerima hamba.   Aku menunggu. Lengsernya mahkota. Bangkitnya manusia. Hapusnya derita. Agaknya itu nyata.   Aku terus menunggu. Katanya, badai kan berlalu.

Sejarah Hindhu Budha di Nusantara

  Sejarah Hindhu Budha di Nusantara 1. Hipotesis Brahmana oleh J.C. Van Leur.  Hipotesis brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan.  Hipotesis ini memiliki kelemahan, yaitu di India ada peraturan bahwa brahmana tidak boleh keluar dari negerinya. Jadi, tidak mungkin mereka dapat menyiarkan agama ke Indonesia.  2. Hipotesis Waisya oleh N.J. Krom  Menurut hipotesis ini, agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, mengingat bahwa sejak tahun 500 SM, Nusantara telah menjadi jalur perdagangan antara India dan Cina. Dalam perjalanan perdagangan inilah diperkirakan para pedagang India itu singgah di Indonesia dan menyebarkan agama Hindu.  Kelem...
  Hikayat Raja Balad Pada zaman dahulu, terdapat seorang raja bernama Balad, dia memiliki permaisuri bernama Irah,dan anak bernama Jawir, juga seorang perdana menteri yang terkenal sholeh dan rajin beribadah yang bernama Ilad. Pada suatu malam, sang raja bermimpi buruk, ia bermimpi buruk 8 kali dalam 1 malam. Sang raja pun sangat ketakutan karena mimpi itu. Siangnya, Raja Balad mengundang para brahmana untuk menafsirkan mimpinya. Setelah raja menceritakan mimpinya, para brahmana pun meminta maaf karena tidak mengetahui apa tafsir mimpi Raja Balad, “Maafkan hamba tuanku, sungguh itu mimpi yang sulit untuk ditafsirkan, tolong berikan kami waktu tambahan selama tujuh hari agar kami bisa memeriksa semua pengetahuan, buku-buku kuno yang kami punya untuk menafsirkan mimpi baginda ” “Baiklah, ku beri kalian waktu selama tujuh hari”. Jawab sang raja Setelah itu para brahmana pun memohon izin, pamit kembali ke rumah mereka. Setelah sampai di rumah, merekapun bermusyawarah. “Sekara...