Langsung ke konten utama

Kaidah Parkinson dan Pengaruhnya Terhadap Penundaan Pekerjaan


Kaidah Parkinson dan Pengaruhnya Terhadap Penundaan Pekerjaan

 


          Kaidah Parkinson adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Dr. Northcote Parkinson, seorang ahli teori administrasi dari Inggris. Teori ini berbunyi “Pekerjaan berkembang sedemikian rupa agar waktu yang tersedia untuk menyelesaikannya terpenuhi”. Parkinson mengemukakan bahwa orang cenderung mengada-adakan pekerjaan untuk mengisi waktu.

          Setiap kali seseorang memiliki tenggat waktu, lama waktu yang dia perlukan untuk melakukan sebuah pekerjaan akan tergantung pada kapan batas waktu pengerjaannya dan berapa banyak waktu yang dia miliki. Singkatnya, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, maka semakin lama pula pekerjaan itu akan selesai. Hal ini disebabkan seseorang akan cenderung menunda dan mengada-adakan pekerjaan untuk mengisi waktu. Fenomena ini lumrah kita jumpai di segala bidang, baik dalam bidang organisasi, birokrasi, rumah tangga atau pendidikan. Dalam bidang pendidikan, semakin lama tenggat waktu yang diberikan guru untuk mengerjakan tugas, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan para siswa untuk mengerjakan tugasnya. Hal ini karena penundaan yang mereka lakukan. Kebanyakan siswa baru akan mengerjakan tugas saat sudah dekat dengan tenggat waktu. Dan mereka menghabiskan waktu sebelum tenggat untuk bermain-main, mengerjakan tugas lain, atau yang lainnya untuk menunda pengerjaan tugas yang diberikan karena mereka merasa masih memiliki cukup waktu.

          Teori ini menunjukkan pengaruh dari tenggat waktu terhadap produktivitas seseorang. Jika tenggat waktu terlalu pendek, kita akan panik dan mengorbankan hal-hal lain untuk fokus mengerjakan tugas tersebut,  pekerjaan menjadi tidak maksimal dan efisien karena dikerjakan secara buru-buru. Namun sebaliknya, tenggat waktu yang terlalu panjang juga tidak efektif karena kita merasa masih punya banyak waktu sehingga menunda pengerjaan tugas tersebut. Hal ini mengakibatkan berkurangnya produktivitas seseorang. Oleh karena itu, kita perlu menyeimbangkan antara waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut dan tenggat waktunya. Sehingga produktivitasnya bisa menjadi maksimal.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Aku Menunggu Azza Mumtaza X IPS 1   Aku menunggu. Langkah-langkah berderap. Menanti dengan harap.   Aku menunggu. Samar kabut  hitam. Berkutat jalan malam.   Aku menunggu. Wahai buana. Sudilah menerima hamba.   Aku menunggu. Lengsernya mahkota. Bangkitnya manusia. Hapusnya derita. Agaknya itu nyata.   Aku terus menunggu. Katanya, badai kan berlalu.

Sejarah Hindhu Budha di Nusantara

  Sejarah Hindhu Budha di Nusantara 1. Hipotesis Brahmana oleh J.C. Van Leur.  Hipotesis brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan.  Hipotesis ini memiliki kelemahan, yaitu di India ada peraturan bahwa brahmana tidak boleh keluar dari negerinya. Jadi, tidak mungkin mereka dapat menyiarkan agama ke Indonesia.  2. Hipotesis Waisya oleh N.J. Krom  Menurut hipotesis ini, agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, mengingat bahwa sejak tahun 500 SM, Nusantara telah menjadi jalur perdagangan antara India dan Cina. Dalam perjalanan perdagangan inilah diperkirakan para pedagang India itu singgah di Indonesia dan menyebarkan agama Hindu.  Kelem...
  Hikayat Raja Balad Pada zaman dahulu, terdapat seorang raja bernama Balad, dia memiliki permaisuri bernama Irah,dan anak bernama Jawir, juga seorang perdana menteri yang terkenal sholeh dan rajin beribadah yang bernama Ilad. Pada suatu malam, sang raja bermimpi buruk, ia bermimpi buruk 8 kali dalam 1 malam. Sang raja pun sangat ketakutan karena mimpi itu. Siangnya, Raja Balad mengundang para brahmana untuk menafsirkan mimpinya. Setelah raja menceritakan mimpinya, para brahmana pun meminta maaf karena tidak mengetahui apa tafsir mimpi Raja Balad, “Maafkan hamba tuanku, sungguh itu mimpi yang sulit untuk ditafsirkan, tolong berikan kami waktu tambahan selama tujuh hari agar kami bisa memeriksa semua pengetahuan, buku-buku kuno yang kami punya untuk menafsirkan mimpi baginda ” “Baiklah, ku beri kalian waktu selama tujuh hari”. Jawab sang raja Setelah itu para brahmana pun memohon izin, pamit kembali ke rumah mereka. Setelah sampai di rumah, merekapun bermusyawarah. “Sekara...