Langsung ke konten utama

 Merkantilisme Sebuah Pencarian Keuntungan Tanpa Henti

Azza Mumtaza

XI IPS 2

Pembukaan

Merkantilisme merupakan praktik dan teori ekonomi yang sangat dominan terjadi di Eropa pada abad ke-16 sampai ke-18 yang menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara hanya bisa ditentukan oleh banyaknya modal atau aset yang disimpan di negara tersebut serta besarnya volume perdagangan internasional yang dilakukan negara tersebut.  Konsep ini dipromosikan melalui aturan-aturan ekonomi pemerintahan suatu negara dengan tujuan menambah kekuasaan dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya.

Kebijakan merkantilisme ini bertujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter sebanyak-banyaknya (terutama emas dan perak yang saat itu dijadikan patokan kesejahteraan suatu Negara) lewat surplus perdagangan. Pada masanya, kebijakan ini seringkali menyebabkan perang dan memotivasi suatu negara untuk melakukan ekspansi kolonial.

 

Pembahasan

Dalam sejarah pemikiran ekonomi dunia, era Merkantilisme yang dimulai sejak abad ke-16 menjadi tonggak terbesar yang memengaruhi aktivitas ekonomi dan politik global di masa kini. Interaksi dan ekspansi antarnegara untuk tujuan efisiensi ekonomi telah menjadi pilihan utama, meskipun pada akhirnya negara-negara maju malah berevolusi menjadi kaum penjajah dan bukan lagi menganggap negara yang kaya sumber daya alam (SDA) sebagai mitra perdagangannya (saling menguntungkan).

Pada era Merkantilisme, ada dua kebijakan utama yang dianggap memengaruhi besar kecilnya kesejahteraan negara, yakni surplus perdagangan dan jumlah gundukan logam mulia (terutama emas) yang mereka kuasai. Dalam praktiknya, mereka pada saat itu menjadi amat fokus memenuhi teori tersebut dengan berekspansi kolonial ke negara-negara penyedia input produksi yang melimpah dan paling murah di seluruh pelosok dunia. Hasil produksi mereka jual ke sesama negara Eropa dengan harga yang lebih tinggi. Begitulah cara mereka memperoleh surplus perdagangan.

Pola ini kemudian terus berkembang menjadi mainstream bagi mayoritas negara maju di Eropa saat itu. Negara-negara jajahan yang memiliki SDA melimpah sudah memiliki pengalaman yang pahit terkait dengan prinsip Merkantilisme itu, termasuk Indonesia.

Pada saat logam mulia menjadi alat transaksi perdagangan antarnegara, maka negara yang memiliki cadangan emas dan perak terbanyak dianggap paling kaya dan sejahtera. Model kebijakan tersebut pada akhirnya dikritik keras oleh David Hume dengan teori Price-Specie Flow Mechanism yang mengatakan bahwa melimpahnya logam mulia justru akan menimbulkan inflasi luar biasa dan bahkan kemudian justru meningkatkan arus impor ke dalam sebuah negara. Pemikiran David Hume kemudian dilanjutkan dengan masa Revolusi Industri yang dimulai hampir bersamaan dengan lahirnya teori- teori klasik

 

Kesimpulan

Merkantilisme merupakan praktik dan teori ekonomi yang bertujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter sebanyak-banyaknya (terutama emas dan perak yang saat itu dijadikan patokan kesejahteraan suatu Negara) lewat surplus perdagangan. Namun dalam praktiknya sendiri, banyak negara-negara yang malah menjadi penjajah dan tidak lagi menganggap negara jajahan yang kaya sumber daya alam sebagai mitra perdagangannya (saling menguntungkan). Model kebijakan tersebut akhirnya dikritik keras oleh David Hume dengan teori Price-Specie Flow Mechanism yang mengatakan bahwa melimpahnya logam mulia justru akan menimbulkan inflasi luar biasa dan kemudian justru meningkatkan arus impor ke dalam negeri.

Sumber

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/merkantilisme/

http://candrafajriananda.lecture.ub.ac.id/2016/09/merkantilisme-pajak-dan-resiprokal-kebijakan/

https://www.academia.edu/36788697/Merkantilisme_dalam_Ekonomi_Politik_Internasional

http://ari_kharisma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/67813/bab+3+Merkantilisme+Klasik.pdf

https://dosensejarah.com/merkantilisme/#:~:text=Merkantilisme%20adalah%20nasionalisme%20ekonomi%20untuk,menahan%20impor%20dan%20mendorong%20ekspor.

https://www.gurupendidikan.co.id/merkantilisme-tujuan/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Aku Menunggu Azza Mumtaza X IPS 1   Aku menunggu. Langkah-langkah berderap. Menanti dengan harap.   Aku menunggu. Samar kabut  hitam. Berkutat jalan malam.   Aku menunggu. Wahai buana. Sudilah menerima hamba.   Aku menunggu. Lengsernya mahkota. Bangkitnya manusia. Hapusnya derita. Agaknya itu nyata.   Aku terus menunggu. Katanya, badai kan berlalu.

Sejarah Hindhu Budha di Nusantara

  Sejarah Hindhu Budha di Nusantara 1. Hipotesis Brahmana oleh J.C. Van Leur.  Hipotesis brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan.  Hipotesis ini memiliki kelemahan, yaitu di India ada peraturan bahwa brahmana tidak boleh keluar dari negerinya. Jadi, tidak mungkin mereka dapat menyiarkan agama ke Indonesia.  2. Hipotesis Waisya oleh N.J. Krom  Menurut hipotesis ini, agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, mengingat bahwa sejak tahun 500 SM, Nusantara telah menjadi jalur perdagangan antara India dan Cina. Dalam perjalanan perdagangan inilah diperkirakan para pedagang India itu singgah di Indonesia dan menyebarkan agama Hindu.  Kelem...
  Hikayat Raja Balad Pada zaman dahulu, terdapat seorang raja bernama Balad, dia memiliki permaisuri bernama Irah,dan anak bernama Jawir, juga seorang perdana menteri yang terkenal sholeh dan rajin beribadah yang bernama Ilad. Pada suatu malam, sang raja bermimpi buruk, ia bermimpi buruk 8 kali dalam 1 malam. Sang raja pun sangat ketakutan karena mimpi itu. Siangnya, Raja Balad mengundang para brahmana untuk menafsirkan mimpinya. Setelah raja menceritakan mimpinya, para brahmana pun meminta maaf karena tidak mengetahui apa tafsir mimpi Raja Balad, “Maafkan hamba tuanku, sungguh itu mimpi yang sulit untuk ditafsirkan, tolong berikan kami waktu tambahan selama tujuh hari agar kami bisa memeriksa semua pengetahuan, buku-buku kuno yang kami punya untuk menafsirkan mimpi baginda ” “Baiklah, ku beri kalian waktu selama tujuh hari”. Jawab sang raja Setelah itu para brahmana pun memohon izin, pamit kembali ke rumah mereka. Setelah sampai di rumah, merekapun bermusyawarah. “Sekara...